Postingan Populer

Senin, 22 April 2019

Antara Kita


Mencintai seseorang tidak pernah salah. Benarkah demikian? Lantas, bagaimana dengan mencintai dua orang di waktu yang bersamaan? Apakah ini juga termasuk hal yang tidak salah?

Aku mengenal Avel jauh sebelum kumengenal Yasha, kekasihku saat ini. Avel, pria berkulit putih dan memiliki suara yang jernih ini entah kenapa tiba-tiba bisa ada di dalam hatiku diam-diam, tanpa kusadari sebelumnya.

Pertemuan aku dan Avel yang pertama kali terjadi sekitar lima tahun yang lalu. Kita berdua kebetulan terlibat dalam kegiatan amal di kampus. Pertama kali kulihat dia, aku mengagumi wajahnya yang tampan. Karena kegiatan amal tersebut, kita dipertemukan hampir setiap hari.

Pertemuan demi pertemuan membuat kita kenal, menjadi dekat, hingga akhirnya menjalin pertemanan. Aku merasa nyaman berada dekat dengan dia. Tapi kuyakin, perasaanku saat itu hanya sebatas rasa nyaman, tidak lebih dan tidak kurang.

Hingga akhirnya aku bertemu seorang pria berhati lembut bernama Yasha. Yasha menawan, tak kalah menarik dibandingkan Avel. Yasha, pria yang begitu memikat akhirnya berhasil kujadikan kekasihku. Aku bahagia dan begitu bangga memiliki pria pekerja keras seperti Yasha. Dia pria penuh perhatian, lembut terhadapku, dan selalu berusaha ada untukku di sela-sela kesibukannya.

Dua tahun sudah kujalani hubungan ini dengan Yasha, dan dalam rentan waktu itu juga aku nyaris tak pernah berhubungan dengan Avel. Aku terlalu sibuk dengan hubungan asmaraku dengan Yasha.

Lima tahun berlalu, aku kini telah bekerja di sebuah kantor pemerintahan dengan seragam pegawaiku. Dan di sinilah aku kembali bertemu dengan teman lamaku, Avel. Tak banyak perubahan yang kulihat dari Avel yang sekarang. Dia masih tetap hangat dan tampan. Gaya rambutnya mungkin yang tidak semodern dulu ketika kita kuliah.

Pertemuan tak sengaja itu akhirnya membuka kembali komunikasi kita berdua yang sempat terputus hampir tiga tahun belakangan. Aku kembali merasakan kenyamanan dengan sosok Avel yang sangat bersahabat. Aku seperti menemukan diriku dulu yang sempat hilang. Bukannya aku kehilangan jati diriku setelah memiliki Yasha, hanya saja sifat mereka berdua yang berbeda membuatku harus menyesuaikan diriku dengan pembawaan Yasha yang agak pendiam dan sedikit kaku.

Hampir setiap malam Avel menelponku dan menceritakan hal-hal yang membuatku tertawa dan terhibur. Aku juga banyak sekali menceritakan hal-hal yang tidak mungkin kuceritakan ke Yasha pada temanku Avel. Entah kenapa, Avel membuatku dengan gampangnya mencurahkan semua isi hatiku tanpa memikirkan apa yang ada di pikirannya setelah mendengar ceritaku. Aku tak peduli.

Aku tahu ini salah. Aku tahu ini tak benar. Tapi aku harus bagaimana? "Aku masih single. Kamu sendiri gimana?", inilah jawabanku saat Avel bertanya tentang status hubunganku beberapa minggu lalu ketika kita nonton bareng. Saat itu Avel bilang kalau dulu saat kuliah, dia sempat suka sama aku tapi tak berani ngomong karena menurutnya aku tak mungkin menyukainya. Jadi dia memilih untuk menyimpan rapat perasaannya.

Malam itu juga, aku menjalin hubungan terlarang ini dengan Avel. Tanpa rasa bersalah, aku menerima pernyataan cinta Avel tanpa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku hanya memikirkan saat ini aku ingin pria ini menjadi milikku.

Avel dan Yasha adalah pria yang memiliki tempat spesial di hatiku. Untuk saat ini, aku tak tahu harus melepaskan hati yang mana andai aku harus memilih satu di antara dua dari mereka. Entah waktu akan membantuku suatu hari nanti, aku tak tahu. Tapi yang pasti, aku belum mampu melepas kebahagiaanku dari dua pria ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar